Damarrama’s Top Albums 2020

Tidak akan ada yang menduga kalau tahun 2020 akan sebabak belur ini. Semua dipaksa untuk menerima pukulan tanpa ada persiapan untuk menghindar, apalagi membalas. Rasanya agak basi untuk mengulang narasi tentang fakta muram di tahun 2020 yang sudah kelewat sering diulang-ulang. Tanpa basa-basi lagi, inilah deretan album musik terfavorit yang sudah menemani saya melewati tahun penuh kejutan.

HAIM – Women In Music Pt.III

Awalnya, Alana HAIM berkata kepada NME bahwa inti dari album ini adalah tentang keberanian dan maju terus pantang mundur. Tujuh bulan dan keniscayaan dalam pandemi, lahirlah album ini yang dijanjikan ini. Women in Music Pt.III dikemas layaknya sebuah manifesto yang dimusikalisasikan sebagai penghormatan untuk klasik rock dengan tambahan instrumental yang membuat album ini begitu kontemplatif. Contoh pada lagu “The Steps” dan “Hallelujah” yang berputar dalam keajaibannya sendiri

Hondo – Hike to Kamadela

Tahun ini mempertemukan saya dengan salah satu project dari Mohammed Kamga, yaitu Hondo. Dituntun dengan bebunyian tradisional lalu menjelma menjadi musik elektronik berintensitas tinggi dan vokal berbahasa Inggris yang dinyanyikan dengan notasi unik. Kamga dan Chevrina membawa pendengarnya untuk mendaki dan menjelajah makna di dalam lagunya dari mulai harapan, ego, Tuhan hingga tentang masalah perihal mencintai. Kejujuran dalam bermateri, komposisi yang unik dan kekuatan harmonisasi vokal yang luar biasa membuat album ini sebenar-benarnya definisi “turning paint into something beatiful”.

Nadin Amizah – Selamat Ulang Tahun


Di balik kegamangannya memasuki usia dewasa ke-20, Nadin menghadiahkan dirinya dan para penggemarnya merilis album perdana yang dibalut musik pop kelam namun tetap indah dan puitis. Nadin mampu mengkombinaikan warna suaranya yang berkarakter dengan musik yang bertekstur kelam dan notasi kelam. Tema besar dari album ini adalah kegelisahan Nadine akan cinta, persahabatan dan keluarga. Ketika berbicara tentang kegelisahan, kata tersebut seakan beranak pinak dalam Selamat Ulang Tahun. Maka ia akan berbicara lagi mengenai kehilangan, duka, keterpurukan dan segala macam penggambaran duka. Tak heran album yang berisi 10 tembang ini berakar pada kekuatany baladnya. Komposisi bertempo minor serta deretan notasi melankolis pun menjadi santapan empuk Nadin. Semoga, keras kepalanya Nadin mampu menciptakan Selamat Ulang Tahun yang lainnya.

Tame Impala – The Slow Rush

Meski tidak se-fenomenal debutnya dalam album Lonerism, namun The Slow Rush tetap mempertahankan sejumlah magnet khas Kevin Parker. Mengawinkan antara slow disco groove dan psikedelik mampu menransfer atmosfer sentimental yang eksentrik dan tak biasa. Musiknya seperti puisi yang harus dilantunkan dalam kabut dan letupan melankolis tingkat tinggi. Dan segalanya tampak absurd saat ditelan dengan segenap indera.

Sajama Cut – Godsigma

Semacam takjub dengan eksplorasi yang dilakukan oleh Sajama Cut membuat saya membayangkan kegilaan energi dari crowd apabila track seperti Katedral Tiongkok atau Lautan yang Memeluk Cermin dibawakan secara live. Namun capaian paling menarik dari Sajama Cut kali ini adalah lirik-liriknya yang kini mengeksplorasi bahasa Indonesia. Sajama Cut, veteran kancah indie rock di Jakarta, sering disebut salah satu yang terbaik sebagai perwakilan genrenya. GODSIGMA adalah pembuktian, bahwa puja-puji tersebut tidak berlebihan. Andai tak ada pandemi, materi album ini seharusnya bisa menyulut ribuan orang melakukan air guitar bersama-sama.

Run The Jewels – RTJ4

Killer Mike dan EL-P adalah salah satu dari sekian banyak MC yang memiliki chemistry ajaib dan melampaui banyak hal, termasuk musik dan lirik. Melampaui ekspektasi, album ini tetap meneruskan tradisi produksi EL-P yang memaksimalkan konsep ‘wall of sound’ dan sound noise abrasif yang dibangun dari sample dan setumpuk synthnya. Dengan intensitas sedahsyat ini, nampaknya Killer Mike dan EL-P harus berupaya ekstra keras untuk menghadirkan RTJ dalam format yang tidak menjadi pengulangan.

Joe Million – Vandal

Inilah dia album yang secara personal menjadi juara dalam daftar ini. Mardial selaku produser memang cerdas dalam memilih beat dan instrumen untuk diletakan dalam lagu dalam album Vandal ini. Selain itu, beat-beat yang dihasilkan secara konsisten dapat mengimbangi energi liar dari Joe Million. Humor bertebaran di sana-sini, selalu ada percobaan flow, melodi, sehingga tak pernah ada satupun yang terasa seperti track generik.

Honorable Mentions
Bars of Death – Morbid Funk

If “saatnya mengganti kapas dan padi dengan lapas dan napi” doesn’t sell you on Bars of Death, nothing will.

Leave a comment